PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah S.W.T, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasullullah S.A.W karena berkah rahmat serta hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Pengetahuan Dasar Geografi” ini.
Makalah ini merupakan tugas
Geografi untuk memperbaiki nilai PHB kami yang dianggap masih belum melampaui
KKM. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
memberi bantuan, dorongan, dan arahan kepada penyusun. Ucapan terimakasih
tersebut kami sampaikan kepada:
1. Bapak Abdul Ghafar selaku
guru geografi yang telah memberi amanah untuk membuat makalah ini.
2. Teman-teman yang telah
mendukung selama pengerjaan makalah.
Teman-teman SMA Negeri 48
Makassar Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.
Jakarta, 8 Oktober 2018
Penulis
BAB I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Ilmu Geografi bukan sekadar
pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan
teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi,
Geografi adalah salah satu Ilmu Pengetahuan yang sudah diakui dengan
seperangkat metode berdasarkan teori-teori yang disepakati.
Geografi lebih dari sekedar
kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di
atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang
diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini,
baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang
disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.
2.
Tujuan
1)
Menjelaskan ilmu geografi secara luas
2)
Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap alam sekitarnya
3)
Mengetahui struktur betuk muka bumi
4)
Memperoleh informasi tentang alam semesta beserta isinya
5)
Memahami beberapa persamaan dan perbedaan lokasi di beberapa tempat atas
fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
6)
Mengetahui sejarah lahirnya ilmu geografi
7)
Mengetahui metode dan cabang-cabang ilmu geografi
8)
Memahami dan dapat menerapkan ilmu geografis beserta prinsip-prinsipnya
3.
Rumusan Masalah
1)
Apa itu geografi?
2)
Bagaimana konsep-konsep ilmu geografi?
3)
Apa saja objek kajian ilmu geografi?
4)
Apa manfaat dan peranan ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari?
5)
Bagaimana cara menyimpulkan aspek geografi?
6)
Apa saja ruang lingkup geografi?
4.
Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan
informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan, teknik studi kepustakaan
atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber
dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.
BAB II.
ISI
1.
Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa
Yunani geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi secara harfiah berarti
tulisan tentang bumi, sehingga sering disebut ilmu Bumi.
Secara umum, geografi dapat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari lokasi,
perbedaan, seerta persamaan keruangan atas fenomena manusia dan fisik yang
terdapat di atas permukaan bumi.
1.1 Pengertian Geografi Menurut Para Ahli
a)
Eratosthenes
Menurut Eratosthenes, Geografi berasal
dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli geografi (geograf) sependapat
bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.
b)
Claudius Ptolemy
Menurut Claudius Ptolemy, geografi adalah suatu
penyajian
melalui peta dari sebagian dan seluruh
permukaan
bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus
mementingkan
peta untuk memberikan informasi
tentang
permukaan bumi secara umum. Kumpulan
dari
peta Claudius Ptolomaeus dibukukan,
diberi
nama ‘Atlas Ptolomaeus’.
c)
Bisri Mustofa
Menurut
Bisri Mustofa, Geografi merupakan ilmu yg menguraikan tentang permukaan bumi,
iklim, penduduk, flora, faquna serta basil-basil yg diperoleh dari bumi.
d)
Immanuel Kant
Menurut
Immanuel Kant, geografi adalah ilmu yang
objek studinya
adalah benda- benda, hal- hal atau gejala-
gejala yang
tersebuar dalam wilayah di permukaan Bumi.
e)
Richard Hartshorne
Menurut
Richard Hartshorne, geografi yakni ilmu yang
berkepentingan
dalam memberikan deskripsi yang teliti,
beraturan
serta rasional mengenai sifat variabel dari
pemukaan Bumi.
f)
Lobeck
Menurut
Lobeck pada tahun 1939 yang dimaksud dengan geografi adalah studi atau ilmu
pengetahuan yang membahas tentang hubungan- hubungan yang ada di antara
kehidupan dengan lingkungan fisik.
g)
Alexander von Humboldt
Menurut Alexander von Humboldt,
geografi ini berkaitan dengan alam dan juga makhluk hidup yang hidup di
dalamnya.
h)
I Made Sandy
Menurut I Made Sandy, geografi
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menemukan dan memahami persamaan dan
perbedaan yang ada didalam ruang muka bumi.
i)
Karl Ritter
Menurut Karl Ritter, geografi adalah suatu telaah
Bumi
sebagai tempat hidup manusia. Hal- hal yang
menjadi
objek studi geografi adalah semua
fenomena
di permukaan Bumi (baca: fenomena
alam
yang menakjubkan di dunia), baik organik
maupun
non organik yang berkaitan dengan
kehidupan
manusia.
j)
Strabo
Menurut
Strabo, geografi adalah sesuatu atau bidang
yang erat
kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik
tertentu
dan hubungan antar wilayah secara
keseluruhan.
Pendapat dari Strabo ini lebih lanjut
dikembangkan dan dikenal dengan konsep Natural
Attribute
of Place.
k)
Ullman
Menurut Ullman, geografi adalah
interaksi antar ruang.
l)
Ekblaw dan Mulkerne
Menurut Ekblaw dan Mulkerne, geografi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang Bumi dan kehidupannya, yang
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang
kita gunakan, rumah yang kita hubi serta tempat rekreasi yang kita nikmati.
m)
Bintarto
Menurut Bintarto, yang dinamakan
geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala- gejala di
permukaan Bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan
makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan,
kelingkungan dan regional yang digunakan untuk kepentingan program, proses dan
keberhasilan pembangunan.
n)
Hasil Seminar Ikatan Geografi
Indonesia (IGI) dan Lokakarya di Semarang (1988)
Berdasarkan
hasil seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di Semarang pada
tahun 1988, geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perbedaan dan
persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan
dalam konteks keruangan.
2.
Hakikat Geografi
Sebagai ilmu murni geografi
akan mengembangkan ilmu itu sendiri, namun sebagai ilmu terapan geografi akan
berusaha untuk memecahkan permasalahan yang timbul dalam rangka ikut
mensejahterakan manusia dan melestarikan lingkungan hidup.
Geografi sebagai ilmu
pengetahuan yang berdasarkan pada aspek keruangan berfungsi antara lain :
1. Mengetahui letak, bentuk muka bumi, luas,
iklim, aktifitas, sumber daya, dsb.
2. Membentuk sikap siswa untuk mencintai
lingkungan alam,sehingga perubahan yang terjadi pada suatu daerah dapat dicegah
dampak negatifnya.
3. Membentuk siswa menyadari perbedaan suku
bangsa, adat, budaya, agama dan keyakinan, sehingga dapat meningkatkan
toleransi yang tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Meningkatkan patriotisme dan
nasionalisme dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.
Sejarah Ilmu Geograf
3.1 Geografi Klasik
Geografi sudah dikenal sejak
zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa tersebut masih
dipengaruhi oleh Mitologi. Secara lambat laun pengaruh Mitologi mulai berkurang
seiring dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 Sebelum Masehi
(SM), sehingga corak pengetahuan tentang bumi sejak saat itu mulai mempunyai
dasar ilmu alam dan ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan
dengan memakai logika.
Kedudukan Geografi sebagai Ilmu
Pengetahuan batasan dan lapangan/objeknya masih dipertentangkan oleh para ahli
sampai abad ke-19. Sampai abad ke-19 corak susunan isi Geografi hanya berupa
uraian tentang penemuan daerah baru, adat istiadat penduduknya dan gejala serta
sifat alam lainnya. Pengumpulan bahan-bahan tersebut belum diarahkan pencarian
hubungan antara satu dengan yang lainnya serta mencari penyebab mengapa
terjadinya hubungan tersebut serta diuraikan secara Deskriptif.
Pada masa sebelum masehi,
pandangan dan paham Geografi dipengaruhi oleh paham Filsafat dan Sejarah.
Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian Sejarah bersifat Geografi.
Selain itu juga pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta bumi
atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa geografi pada
masa ini juga bersifat matematis.
Tokoh-tokoh yang termasuk dalam
ketegori Geografi Klasik, adalah :
1. Anaximandros, seorang Yunani
yang pada tahun 550 SM membuat peta Bumi.
Ia beranggapan bahwa bumi
berbentuk Silinder. Perbandingan panjang Silinder dan garis tengahnya, adalah
3:1. Bagian bumi yang dihuni manusia menurutnya adalah sebuah pulau berbentuk
bulat yang muncul dari laut. Karena pendapatnya tersebut, maka peta bumi yang
dibuatnya mirip sebuah jamur.
2. Thales (640-548 SM)
Menganggap bahwa bumi ini
berbentuk keping Silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa
di atasnya. Pendapat ini hilang seabad kemudian setelah Parminedes mengemukakan
pendapatnya bahwa bumi berbentuk bulat. Kemudian Heraclides (+ 320 SM) berpendapat
bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Pada masa itu juga sudah
dikenal adanya beberapa zone iklim meski pada waktu itu belum diketahui bahwa
kondisi tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring.
3.2 Geografi Abad Pertengahan
Pada akhir abad pertengahan,
uraian-uraian tentang Geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik
perjalanan yang dilakukan melalui darat maupun melalui laut.
Perjalanan umat manusia di muka
bumi, dilakukan oleh para pedagang yang melakukan perniagaan antar negara dan
antar benua, serta dilakukan oleh para tentara untuk melakukan peperangan dan
meluaskan tanah kekuasaan. Perjalanan melalui darat yang terkenal adalah
"Via Appia" perjalanan darat antara Roma dan Capua (950 sm), serta
"Jalan Sutera" antara Tiongkok dengan Timur Tengah (abad pertengahan)
telah menjadi sumber materi Geografi yang sangat berharga pada masa itu.
Perjalanan yang banyak dilakukan oleh umat manusia telah merangsang
ditemukannya wilayah baru yang sebelumnya belum pernah terdengar atau diketahui
manusia, sehingga masa ini sering disebut REVOLUSI GEOGRAFI.
Pesatnya perkembangan Geografi
juga disorong oleh munculnya gerakan pembaharuan di bidang seni, filsafat,
renesaince, dan humanisme agama (munculnya paham protestanisme) sehingga para
sarjana lebih leluasa dalam mengemukakan pendapatnya tentang keadaan dunia.
Pada masa
tersebut para pelancong tidak
didorong oleh oleh sekedar hasrat ingin tahu dari luar horisonnya, tetapi dalam
melakukan perjalanan sudah memiliki tujuan tertentu, yaitu :
1. Menemukan daerah baru
sebagai sumber ekonomis, sebagai daerah koloni, atau untuk kepentingan
perdagangan dengan kata lain sebagai upaya untuk memperoleh kekayaan (Gold).
2. Sebagai tugas suci
mengembangkan ajaran agamanya masing-masing atau bertujuan untuk penyebaran
agama ke daerah baru (Gospel).
3. Sebagai akibat negatif yang
kemungkinan diduga lebih dahulu dari kedua tujuan di atas, yaitu karena
keperluan peperangan baik karena perebutan daerah sumber atau daerah pemasaran
maupun peperangan akibat bentrokan ajaran agama (Glory).
Walaupun cara penemuan daerah
baru terjadi karena diorong oleh motif dan tujuan tertentu, yaitu Gold, Glory
dan Gospel (3G) namun sifat penulisan geografi dan yang bersifat geografi masih
dilakukan secara deskriptif dalam arti dan uraiannya itu masih belum dilakukan
usaha yang sengaja memberikan uraian penjelasan (explanation) tentang gejala
yang dilukiskannya. Selain tujuan di atas, perjalanan menjelajahi dunia baru
juga dilakukan oleh sebagian orang dengan tujuan petualangan dan hasil
petualangan tersebut telah membuka tabir dunia dan memperkaya pengetahuan
tentang bumi.
3.3 Geografi Modern
Pandangan ini mulai berkembang
pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi sudah dianggap sebagai suatu disiplin
ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Para tokohnya, adalah :
1. Immanuel Kant (1724-1804),
seorang ahli filsafat Unversitas Koningsburg, Jerman yang memiliki pandangan
seperti Varenius. Dia memandang bahwa Ilmu Pengetahuan dapat dipandang dari
tiga pandangan yang berbeda, yaitu
Ilmu Pengetahuan yang
menggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin yang mempelajari
kategori ini disebut "ilmu pengetahuan sistematis", seperti ilmu
botani yang mempelajri tumbuhan, Geologi yang mempelajari kulit bumi, dan Sosiologi
yang mempelajari manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant, pendekatan
yang
dipergunakan dalam ilmu
pengetahuan sistematis adalah studi tentang kenyataan.
b.
Ilmu pengetahuan yang memandang
hubungan fakta-fakta sepanjang masa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari bidang
ini, adalah sejarah.
c.
Ilmu pengetahuan yang
mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang, dan ini merupakan bidang dari
Geografi.
Meski demikian, terdapat juga
berbagai tentangan terhadap pemikiran Kant, misalnya apakah ilmu pengetahuan
sistematik dalam mempelajari fenomena tidak tergantung pada ruang dan waktu ?.
Secara sistematis, Kant membagi
Geografi menjadi :
o
Mathematical Geography (Geografi Matematis) yang berisi keterangan tentang
gambaran bumi sebagai suatu massa dari sistem Tata Surya.
o
Moral Geography (Geografi Moral), yaitu uraian yang berisi gambaran tentang
cara dan adat istiadat manusia di berbagai daerah di muka bumi.
o
Political Geography (Geografi Politik), yaitu uraian yang berisi gambaran
tentang kesatuan-kesatuan negara di dunia yang didasarkan atas sistem
pemerintahan.
o
Physical Geography (Geografi Fisis), yaitu uraian yang berisikan gambaran
tentang bumi dan bagian-bagiannya termasuk hewan, veerasi dan mineral.
o
Merchantile Geography (Geografi Perdagangan), yaitu uraian yang berisikan
gambaran tentang pola hubungan ekonomi penduduk dan bangsa-bangsa di dunia.
3.4 Geografi akhir abad ke 19 – Abad ke 20
Pusat perhatian Geografi pada
akhir abad ke-19 adalah terhadap iklim, tumbuhan, dan hewan, serta terhadap
bentang alam. Kebanyakan ahli geografi pada periode ini memperdalam Geologi dan
mempergunakan metode geologi dalam penyelidikannya. Sebaliknya geografi manusia
menjadi semakin lemah. Pada akhir abad ke-19, geografi manusia masih bercorak
geografi Ritter tanpa adanya perspektif baru. Kenyataan ini mungkin disebabkan
karena kedudukan Ritter sebagai tokoh geografi di Universitas Berlin setelah
kematiannya pada tahun 1859 untuk waktu yang lama tidak ada yang
menggantikannya. Demikian juga di Inggris, sejak pengunduran diri Alexander
Maconochie di tahun 1830-an menyebabkan geografi di negara tersebut tidak
berkembang.
Meski di Universitas geografi
manusia tidak memperoleh kemajuan tetapi di luar universitas tidak demikian. Di
Amerika Serikat, Mayor Wisley Powell (1834-1902) mempelajari bentang alam dan
sumberdaya air untuk menyarankan penggunaan tanah di suatu tempat dengan
sebaik-baiknya.
Ahli Geografi lainnya dari
Amerika Serikat, yaitu George Peskins Marsh (1801-1882) mempunyai perhatian
khusus pada pentingnya mengkonservasi sumberdaya. Pada pendahuluan bukunya yang
berjudul Man and Nature, or Physical Geography as Modified by Human Action
(1864), Marsh berpendapat bahwa Van Humboldt dan Ritter merupakan tokoh aliran
baru dalam Geografi yang pernah mengatakan bahwa "seberapa jauh keadaan
lingkungan fisikal mempengaruhi kehidupan sosial dan kemajuan sosial".
Kemudian pada diri Marsh timbul pertanyaan "Bagaimana manusia mengubah
permukaan bumi ?" dalam hal ini Marsh ingin menekankan bukan permukaan bumi
yang menentukan kehidupan yang lebih baik, namun keadaan yang lebih jelek akan
terjadi apabila manusia merusak lingkungan alamnya.
Pada masa ini, tokoh geografi
lainnya yang berpengaruh, adalah :
1. Friederich Ratzel
(1844-1904), Tokoh Geografi Jerman
Tokoh Geografi yang
pemikirannya memperoleh pengaruh Humboldt – Ritter dan Darwin. Pada zaman
Humboldt – Ritter, paham fisis determinis belum kelihatan tegas. Melalui
metodologi ilmiah yang dikemukakan oleh Ratzel, yaitu
menyatakan secara tegas bahwa
alam menentukan kehidupan manusia, paham fisis determinis menjadi semakin
jelas. Ajaran Ratzel tersebut dikenal dengan "Anthropogeographie"
yang juga merupakan judul buku yang ditulisnya. Buku tersebut terbit pertama
pada tahun 1882. Menurut Ratzel bahwa selain lingkungan alam, aktifitas manusia
merupakan faktor penting dalam kehidupan di suatu lingkungan. Ratzel selain
mempelajari geografi juga mempelajari Antropologi secara mendalam. Menurutnya,
apabila diadakan perbandingan antara kelompok manusia yang berbeda, pasti
manusia itu sendiri yang menentukan dan terutama keadaan yang ditimbulkan oleh
lingkungan kebudayaannya. Ratzel mengungkapkan, adanya pengaruh alam yang
menentukan sifat badaniah dan rohaniah manusia. Menurutnya, hubungan sifat
badaniah dan rohaniah erat kaitannya dnegan pengaruh alam yang bekerja terhadap
manusia. Bangsa-bangsa yang berkulit hitam dan berwarna di dalam penyebarannya
mendiami negeri-negeri yang berhawa panas. Keadaan alam di negeri panas yang
membuat kulit bangsa-bangsa demikian, keadaan alam juga menentukan
keterbelakangan rohani dari bangsa-bangsa yang berkulit hitam dan berwarna.
Berbeda dengan keadaan alam dari bangsa-bangsa yang berwarna kulit putih, yang
berhawa ingin dan sejuk menentukan warna kulit putih dari bangsa-bangsa yang
mendiaminya. Keadaaan alam yang dingin dan sejuk juga menentukan kemajuan
hubungannya dengan keadaan alam yang menentukan pula kemajuan rohani
bangsa-bangsa kulit putih. Dalam hubungannya dengan keadaan alam yang
menentukan keadaan rohaniah manusia, oleh Ratzel dikemukakan pula hubungannya
dengan agama monoteisme.
4.
Cabang-Cabang Ilmu Geografi
Untuk mempelajari objek yang
begitu luas,maka geografi memerlukan alat bantu berupa disiplin ilmu yang lain.
Ilmu bantu geografi itu meliputi matematika, fisika, kimia biologi, statistic,
teknik, ekonomi, sosiologi, politik, dan sebagainya. Karena itu tumbuh
cabang-cabang ilmu geografi yang dapat memberi analisa secara mendalam terhadap
objek yang dipelajari. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut
:
4.1 Geografi fisik
Cabang
ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk
memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami
pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk
juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik
Meliputi: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi
-samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi
-biogeografi -garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.
4.2 Geografi
Manusia
Cabang
geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial,
aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi
makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi
ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk
geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik
Meliputi: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian -perkumpulan
individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan
4.3 Geografi manusia-lingkungan
Selama
masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan
keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi.
walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada
tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan
alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan
politik dam penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah dirusak
oleh manusia, seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus menjaga dan
melestarikan lingkungan, mungkin alam sudah tidak ankan kuat bertahan lagi.
4.4 Perencanaan
dan Pengembangan Wilayah
Cabang
Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun
1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama
Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda
ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya
program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan
sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan Wilayah. Sebelum
berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu
Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional
Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan
pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait
dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat
bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang ada.
4.5 Ekologi budaya dan politik
Ekologi
budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam
antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan
lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari
tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek
geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya
terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts
berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahansistem politik
dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya
praktek kapitalisme.
4.6 Penelitian risiko-bencana
Penelitian
pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang
tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini
berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti
gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer
yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia
dan masyarakat menghadapinya.
4.7 Geografi sejarah
Cabang
ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang
dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari
banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat
dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
5.
Ilmu Penunjang Geografi
a)
Geologi : ilmu
yang mempelajari bumi secara keseluruhan ; kejadian , struktur , komposisi ,
sejarah dan proses perkembangannya .
b)
Biogeografi : studi
tentang penyebaran makhluk hidup secara geografis di muka bumi ini .
c)
Geofisika : ilmu
yang mengkaji sifat-sifat bumi bagian dalam dengan metode teknik fisika ,
seperti ; mengukur gempa bumi , gravitasi , medan magnet dan sebagainya .
d)
Oseanografi : ilmu
yang mempelajari lautan , misalnya ; sifat air laut , pasang surut , arus ,
kedalaman dan sebagainya .
e)
Geografi Ma : ilmu
geografi yang berkenaan dengan perkiraan bentuk , ukuran serta gerakan bumi .
f)
Astronomi : ilmu
yang mempelajari benda-benda langit di luar atmosfer bumi , seperti matahari ,
bulan , intang , dan ruang angkasa .
g)
Meteorologi : ilmu yang mempelajari
atmosfer , misalnya udara , cuaca , suhu , angin dan sebagainya .
h)
Geomorfoligi : bentuk-bentuk muka bumi dan
segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut .
i)
Hidrografi : ilmu yang berhubungan
dengan pencatatan , survey serta pemetaan laut , danau , sungai dan sebagainya
.
j)
Paleontologi : ilmu tentang
fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan di masa purba yang terdapat di bawah
lapisan bumi .
k)
Antropogeografi : cabang geografi yang mempelajari
penyebaran bangsa-baangsa di muka bumi dilihat dari sudut geografis disebut
juga entografi .
l)
Geografi historik : cabang
geografi yang mempelajari bumi ditinjau dari sudut sejarah dan perkembangannya
m)
Geografi regional : cabang
geografi yang mempelajari suatu kawasan tertentu secara khusus .
n)
Geografi politik : cabang geografi yang khusus
mengkaji kondisi-jondisi geografis ditinjau dari sudut politik atau kepentingan
negara .
6.
Objek Studi dan Aspek Geografi
Aspek geografi meliputi objek
geografi dan gejala geografi atau fenomena geografi. Objek geografi adalah
segala sesuatu yang menjadi bahan kajian yang dipelajari dalam geografi. Dalam
geografi dikenal dua (2) macam objek geografi, yaitu objek material dan objek
formal.
6.1 Objek Geografi
6.1.1
Objek Material
Para
ahli geografi Indonesia pada saat Seminar dan lokakarya di Semarang menyepakati
tentang objek studi geografi yaitu objek material dan objek formal. Objek
material geografi adalah sasaran atau "hal" yang dikaji dalam studi
geografi yaitu lapisan bumi dan lebih luasnya adalah fenomena geosfer. Geosfer
meliputi:
a)
Atmosfer, yaitu lapisan udara yang terdiri atas berbagai fenomena cuaca dan
iklim yang dikaji lebih khusus dalam Klimatologi dan Meteorologi.
b)
Litosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kerak bumi yang dikaji dalam bidang
Geologi, Geomorfologi, Petrografi dan lainnya.
c)
Hidrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut dan
dikaji khusus dalam Hidrologi, Oseanografi dan lainnya.
d)
Biosfer, yaitu lapisan kehidupan berupa ekosistem, flora fauna dan
interaksi di dalamnya yang dikaji khusus dalam Biogerografi, Ekologi dan
lainnnya.
e)
Antroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan "tema sentral"
dari tema lapisan geosfer lainnya. Manusia sebagai mahluk dominan dalam ruang
bumi tentunya sangat berperan dalam perubahan struktur ruang itu sendiri.
6.1.2
Objek Formal
Objek
formal geografi adalah sudut pandang dan cara kita berpikir terhadap suatu
gejala yang ada di muka bumi. Baik itu yang bersifat fisik atau sosial yang
dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Pada ilmu geografi selalu
ditanyakan mengenai di mana suatu gejala terjadi, dan mengapa bisa terjadi di
sana. Maka diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut.
·
Apa (what), terkait struktur, pola,
fungsi dan proses kejadian di permukaan bumi.
·
Di mana (where), terkait letak suatu objek
geografi di permukaan bumi.
·
Berapa (how much/many) menjelaskan ukuran (jarak,
luas, isi, dan waktu) objek geografi dalam bentuk angka-angka.
·
Mengapa (why) memuat rangkaian waktu dan
tempat, latar belakang, atau interaksi/saling kebergantungan suatu gejala,
peristiwa, dan motivasi manusia.
·
Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran
suatu pola, fungsi, dan proses gejala dan peristiwa.
·
Kapan (when), menjelaskan waktu
berlangsungnya kejadian.
·
Siapa (who), berkaitan dengan
subjek/pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.
Objek formal geografi mencakup
aspek-aspek sebagai berikut.
·
Aspek keruangan. Geografi mempelajari suatu
wilayah antara lain dari segi "nilai" suatu tempat dari berbagai
macam kepentingan. Berdasarkan kondisi tersebut kita kemudian mempelajari
letak, jarak, keterjangkauan dan lainnya.
·
Aspek kelingkungan. Geografi mempelajari suatu
tempat atau hubungan dalam kaitannya dengan interaksi antar komponen ruang
tersebut. Komponen tersebut terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Interaksi
antar komponen lingkungan berdampak pada perubahan dan keunikan kualitas ruang
itu sendiri.
·
Aspek kewilayahan. Geografi mempelajari kesamaan
dan perbedaan wilayah dengan ciri khasnya masing-masing. Berdasarkan
kekhasannya tersebut maka akan muncul pewilayahan misalnya kawasan hutan tropis
yaitu daerah yang memiliki ciri khas hutan basah.
·
Aspek waktu. Geografi mempelajari
perkembangan wilayah dari waktu tertentu sehingga akan muncul perubahan tata
ruang didalamnya. Misalnya perubahan kota Jakarta dari tahun ke tahun,
kemunduran garis pantai dari waktu ke waktu dan lainnya.
6.2 Aspek Geografi
Aspek-aspek
geografi terbagi menjadi dua menurut bidangnya yaitu:
6.2.1
Aspek Fisik
Aspek
geografis yang pertama adalah aspek fisik. Pengertian aspek fisik secara umum
adalah aspek geografis yang mengkaji segala fenomena geosfer yang memengaruhi
keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis,
astronomis, dan semua fenomena alam yang langsung dapat diamati. Terdapat 3
macam aspek fisik yakni aspek topografi, aspek biotik dan aspek non-biotik.
Berikut merupakan macam macam aspek fisik dan penjelasan.
·
Aspek Topologi, yaitu aspek geografi fisik
yang berkaitan dengan letak atau lokasi suatu wilayah. Secara umum aspek
topografi membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan letak daerah dan
negara, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai
ciri-ciri khas tertentu.
·
Aspek Biotik, yaitu aspek geografi fisik
yang berkaitan makhluk hidup. Secara umum aspek biotik membahas mengenai
hal-hal yang berkenaan dengan unsur tumbuhan (flora), binatang (fauna) serta
kajian penduduk.
·
Aspek Non-Biotik, yaitu aspek geografi fisik
yang berkaitan dengan tanah dan air suatu wilayah. Secara umum aspek non-biotik
membahas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kondisi tanah, hidrologi
baik perairan darat maupun laut dan kondisi iklim dari suatu wilayah.
6.2.2
Aspek Sosial
Selain
aspek fisik, juga ada aspek geografis lain yaitu aspek sosial atau aspek
non-fisik. Pengertian aspek sosial secara umum adalah aspek geografi yang
membahas fenomena yang terjadi di geosfer yang masih berhubungan dengan
kegiatan manusia. Tujuan aspek sosial adalah mengetahui pola hubungan manusia
dan lingkungannya. Aspek sosial meliputi kegiatan sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Berikut merupakan macam macam aspek sosial beserta penjelasannya.
·
Aspek Sosial, yaitu aspek geografi sosial
yang berkaitan dengan unsur-unsur sosial. Secara umum aspek sosial membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas,
kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.
·
Aspek Ekonomi, yaitu aspek geografi sosial
yang berkaitan dengan hal-hal ekonomis. Secara umum aspek ekonomi membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pertanian, perkebunan,
pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan pasar.
·
Aspek Budaya, yaitu aspek geografi sosial
yang berkaitan dengan unsur sosial-budaya. Secara umum aspek budaya membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur pendidikan, agama, bahasa,
kesenian dan ragam budaya lain.
·
Aspek Politik, yaitu aspek geografi sosial
yang berkaitan dengan unsur politik. Secara umum aspek politik membahas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan unsur kepemerintahan yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat.
7.
Konsep Geografi
a. Konsep Lokasi
·
Letak absolute : Letak suatu tempat ditinjau
dari letak astronomis (lintang dan bujur). Contoh: Indonesia terletak antara 950 BT-1410 BT dan
60LU-110LS.
·
Letak relatif : letak suatu tempat ditinjau
dari tempat yang lain.
Contoh:
- Indonesia berada di antara benua Asia
dan Australia.
- Tanah yang lokasinya di daerah
perkotaan biasanya harganya lebih mahal.
- Pantai Parangtritis yang terletak di
Bantul,Yogyakarta.
b. Konsep Jarak
Konsep
jarak dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Jarak absolute : Jarak antara dua tempat yang
ditarik garis lurus atau jarak sebenarnya. Contoh: a. Jarak antara kota A dan B adalah 150 km.
·
Jarak relative: jarak anatara dua tempat
dengan pertimbangan tertentu misal waktu, aksesibilitas dan biaya.
Contoh:
- Jarak
antara kota A dan B ditempuh dengan waktu 3 jam menggunakan kendaraan bermotor.
- Tanah
yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
c. Konsep Keterjangkauan
Konsep
keterjangkauan adalah konsep yang terkait dengan akses transportasi dan
telekomunikasi dengan kata lain mudah tidaknya suatu tempat untuk mengakses
transportasi dan telekomunikasi.
Contoh:
- Untuk menuju Semarang lebih mudah dari
Solo di banding dari Karimunjawa karena sarana dan prasarana transportasi
Solo-Semarang lebih mudah.
- Suatu daerah terisolasi karena kondisi
permukaan buminya menyebabkannya sulit terjangkau. Desa yang dikelilingi rawa
dan hutan biasanya sulit dijangkau daripada desa yang terletak di tepi pantai.
- Penduduk di daerah pegunungan sulit
dijangkau daripada penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah karena
kurangnya sarana komunikasi, IPTEK, dan transportasi yang ada di daerah
pegunungan daripada di didataran rendah.
d. Konsep Pola
Konsep
pola adalah konsep yang berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman,
sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota.
Contoh:
- Pola permukiman di pegunungan menyebar,
di pantai sesuai garis pantai.
- Pola
persebaran pemukiman di daerah pegunungan didominasi oleh pola menyebar.
- Pola sungai
di daerah lipatan pada umumnya trellis.
e. Konsep Morfologi
Konsep
morfologi adalah Konsep yang berkaitan dengan bentuk muka bumi misalnya
gunung,dataran rendah,dataran tinggi.
Contoh
:
- Dataran tinggi di daerah puncak Bogor,
lahannya dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
- Dataran rendah sepanjang pantai utara
Jawa didominasi perkebunan tebu.
- Terbentuknya lipatan bumi karena gempa
bumi.
f. Konsep Aglomerasi
Konsep
aglomerasi adalah konsep yang berdasarkan persebaran gejala geografi yang
mengelompok di suatu tempat karena ada faktor-faktor yang menguntungkan.
Misalnya, pengelompokan
industri, pengelompokan permukiman.
Contoh :
- Di Pulau Kalimantan penduduknya umumnya
mengelompok sepanjang aliran sungai.
- Orang-orang perkotaan lebih senang
tinggal di perumahan elit.
g. Konsep Nilai Kegunaan
Yaitu
konsep yang berdasarkan nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang
ada.
Contoh
:
- Tempat wisata memiliki manfaat yang
berbeda bagi setiap orang.
- Laut memiliki nilai kegunaan bagi para
nelayan, dibandingkan petani.
- Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta
alam dibandingkan pelajar.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Yaitu
konsep yang berdasarkan peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi gejala alam.
Contoh :
- Kota membutuhkan hasil pertanian
sedangkan di desa membutuhkan pakaian sehingga saling membutuhkan.
- Interaksi kota – desa terjadi, karena
adanya perbedaan potensi alam.
- Desa menghasilkan bahan baku, sedangkan
kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan,
maka terjadi interaksi.
i.
Konsep Diferensiasi Area
Yaitu
konsep dengan adanya perbedaan cirri khas suatu daerah dengan daerah lain.
Contoh :
- Jenis tanaman yang dibudidayakan, antara
dataran tinggi, akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah.
- Jenis mata pencaharian penduduk, misalnya
penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencahariannya nelayan,
berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah rendah cenderung mata
pencahariannya petani.
- Kota yogya terkenal dengan bakpia patuk
sementara kota gunung kidul terkenal dengan makanan geplak. Kota Yogya terkenal
dengan gudeg sementara kota Solo terkenal dengan nasi liwet.
- Di pantai penghasil garam sedangkan
pertanian daratan tinggi penghasil sayuran.
j.
Konsep Keterkaitan Keruangan
(Asosiasi)
Yaitu
hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.
Contoh :
a. Wilayah pedesaan dengan perkotaan,
misalnya : penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk
desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.
b. Daerah pantai penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut.
c. Ruang Kota Jakarta terkait dengan ruang
Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan sekitar Puncak-Bogor selalu
macet karena banyak orang Jakarta yang ingin berlibur di Bandung.
8.
Prinsip-Prinsip Geografi
a. Prinsip Distribusi (Penyebaran)
Salah
satu contoh dari prinsip distribusi, yaitu persebaran fauna di Indonesia.
Prinsip
distribusi atau penyebaran merupakan salah satu dari 4 prinsip ilmu geografi
yang paling utama. Fungsi prinsip persebaran ini digunakan untuk menelaah
gejala dan fenomena geografi yang tersebar di permukaan bumi secara tidak sama
dan tidak merata. Fenomena geografi yang diteliti bisa berupa bentang alam,
tumbuhan, hewan dan manusia.
Tujuan
lain penggunaan prinsip penyebaran ini juga dapat mengungkap hubungan antara
satu fenomena dengan fenomena yang lainnya secara menyeluruh. Selain itu adanya
prinsip distribusi dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan
datang.
Contoh
prinsip distribusi (penyebaran) :
o
Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
o
Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
o
Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata
b. Prinsip Interelasi (Keterkaitan)
Salah
satu contoh dari prinsip interelasi adalah kekeringan akibat dari La Nina.
Prinsip
geografi berikutnya adalah prinsip interelasi atau keterkaitan. Fungsi prinsip
interelasi ini digunakan untuk menelaah hubungan yang saling terkait antara
gejala yang satu dengan gejala geografi yang lain dalam suatu ruang. Tujuan
prinsip ini juga berfungsi untuk menguraikan hubungan yang ada di dalam ruangan
tersebut antara satu gejala dengan gejala yang lainnya.
Adanya
hubungan yang saling terkait antara alam dan manusia menyebabkan dibutuhkannya
prinsip keterkaitan atau sebab-akibat ini. Interelasi dapat terjadi antara alam
dengan alam, manusia dengan manusia, maupun alam dengan manusia.
Contoh
prinsip interelasi (keterkaitan) :
o
Kekeringan yang terjadi sebagai dampak adanya fenomena La Nina
o
Fenomena banjir akibat adanya penebangan hutan di wilayah hulu
o
Kondisi iklim di Indonesia yang dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia
o
Penduduk pesisir pantai banyak yang menjadi nelayan karena dekat dengan
wilayah lautan
c. Prinsip Deskripsi (Penggambaran)
Salah
satu contoh dari prinsip deskripsi, yaitu grafik peta lempeng tektonik di dunia.
Prinsip
deskripsi atau penggambaran menjadi salah satu prinsip geografi berikutnya.
Fungsi prinsip deskripsi digunakan untuk memberikan penjelasan lebih jauh
tentang gejala-gejala yang terjadi di muka bumi yang dapat diamati. Prinsip
deskripsi ini pada intinya memberikan penjelasan yang lebih mendalam mengenai
karakteristik yang spesifik pada gejala-gejala geografi.
Geografi
menganut prinsip ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena geosfer yang
memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, tabel, gambar dan grafik yang
disajikan melalui fakta, gejala dan masalah sebab-akibat secara kualitatif atau
pun kuantitatif.
Contoh
prinsip deskripsi (penggambaran) :
o
Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
o
Grafik peta lempeng tektonik di dunia
o
Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
o
Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
d. Prinsip Korologi (Gabungan)
Contoh
prinsip geografi yang terakhir adalah prinsip korologi atau gabungan yang
memadukan dari gabungan 3 prinsip geografi yang sudah dibahas sebelumnya.
Fungsi prinsip korologi ini bertujuan untuk menelaah gejala, fakta maupun
permasalahan yang ada di suatu tempat yang ditinjau dari persebarannya,
interelasinya, interaksinya dan integrasinya dalam ruang tertentu.
Prinsip
korologi ini merupakan prinsip geografi yang komprehensif karena memadukan
prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip distribusi, prinsip interelasi serta
prinsip deskripsi dalam satu prinsip yaitu prinsip korologi. Prinsip ini juga
termasuk sebagai ciri-ciri geografi modern.
Contoh
prinsip korologi (gabungan)
o
Untuk meneliti masalah hujan harus diteliti mengenai persebaran curah hujan
di Indonesia, penyebab kenapa adanya perbedaan curah hujan di berbagai daerah
serta dampak yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di wilayah tertentu
o
Untuk meneliti masalah suhu udara maka harus diteliti mengenai perbedaan
suhu udara di pedesaan dan perkotaan, penyebab timbulnya pedesaan serta
pengaruh banyaknya pepohonan di desa terhadap suhu udara di wilayah pedesaan
dibanding perkotaan.
9.
Pendekatan (Analisis) Geografi
a. Pendekatan Spasial (Keruangan)
Pendekatan
Spasial (Keruangan)
Pendekatan
keruangan atau spacial analysisi merupakan salah satu dari 3 pendekatan
geografis. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena
merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing
aspek-aspek keruangannya.
Dalam
pendekatan ini peneliti akan mengkaji kesemaan atau perbedaan suatu fenomena
geosfer lewat aspek keruangan. Aspek-aspek ruang dan spasial geografi meliputi
faktor lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat. Peneliti juga
harus memperhatikan distribusi/persebaran, interelasi dan interaksinya.
Pada
akhirnya, diharapkan akan didapatkan manfaat bagi manusia terkait dengan
pendekatan spasial geografis ini baik dalam aspek hidrologi, pedologi dan
klimatologi.
Contoh
pendekatan keruangan atau spasial misalnya sebidang tanah berharga mahal karena
tanahnya bersifat subur dan terletak di tempat yang strategis. Peneliti menilai
nilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian dan nilai ruangnya yaitu letak
yang strategis.
b. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan)
Pendekatan
ekologi didasarkan pada prinsip ilmu biologi yaitu interelasi yang menonjol
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Tujuan dilakukan pendekatan ini adalah
untuk mengkaji fenomena geosfer dengan memperhatikan interaksi antara organisme
dengan lingkungannya.
Aspek
yang diteliti dalam pendekatan lingkungan antara lain adalah interaksi komponen
fisikal (alamiah) dan nonfisik (sosial). Selain itu, pendekatan geografi ini
juga berfokus pada perilaku organisme dan perubahan fenomena lingkungan yang
terjadi secara mandiri tanpa keterkaitan.
Contoh
pendekatan ekologi dapat dilihat pada fenomena banjir di suatu daerah. Fenomena
ini bisa diidentifikasi melalui tahapan-tahapan dalam pendekatan ekologi yang
hasilnya kemudian dapat dianalisa untuk menemukan solusi masalah.
Identifikasi
yang dilakukan meliputi identifikasi kondisi fisik, identifikasi sikap dan
perilaku masyarakat serta analisis interaksi. Pertama dilakukan identifikasi
fisik untuk menemukan kondisi fisik lingkungan yang mendorong terjadinya
fenomena banjir, misalnya seperti topografi, jenis tanah, curah hujan dan
kondisi bangunan di daerah banjir tersebut.
Kemudian
dilakukan identifikasi sikap dan perilaku masyarakat untuk menemukan sikap dan
perilaku masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut, misalnya alih
fungsi lahan pertanian, penggundulan hutan, kebiasaan membuang sampah dan pola
pemukiman yang dibangun di daerah tersebut.
Terakhir
dilakukan analisa interaksi ekologi terkait hubungan antara identifikasi fisik
dan sikap yang dianalisa untuk menemukan alternatif pemecahan masalah.
c. Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Pendekatan
regional atau analisis kompleks wilayah dilakukan dengan membandingkan berbagai
kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan
secara komprehensif. Secara umum, pendekatan ini merupakan gabungan antara
pendekatan spasial dan ekologi.
Analisis
ini menekankan adanya diferensiasi areal atau perbedaan karakteristik pada
tiap-tiap wilayah di bumi. Hal ini kemudian mendorong adanya interaksi antara
suatu wilayah dengan wilayah lain. Nantinya hasil pendekatan studi wilayah
kemudian tertuang menjadi peta dan dipelajari melalui disiplin ilmu kartografi.
Contoh
pendekatan regional adalah dalam membangun rumah atau bangunan harus dilihat
dari karakteristik wilayahnya. Misalkan membangun rumah di daerah rawan banjir
atau dekat pantai maka fondasi akan lebih ditinggikan untuk mengantisipasi
terjadinya banjir atau pasang air laut.
BAB III.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Pengetahuan Ilmu
Dasar Geografi adalah unsur penting dalam geografi untuk memahami kejadian atau
fenomena yang terjadi dalam dunia geografi. Penjabaran fenomena ini selalu
berkaitan dengan penyebaran,relasi,fungsi,bentuk dan proses.
Geografi berasal
dari kata geographyca (bahasa Yunani).Geo artinya bumi dan graphein artinya
tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian).Berdasarkan asal kata
tersebut, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan,
atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.
2.
Saran
Dengan mempelajari
tentang pengetahuan dasar ilmu geografi, maka diharapkan kita sebagai manusia
yang juga sekaligus merupakan objek material dari ilmu geografi sudah
seharusnya untuk lebih menjaga dan melestarikan lingkungan kita. Tidak hanya
lingkungan biosfer akan tetapi juga lingkungan atmosfer, hidrosfer, maupun
antroposfer. Setidaknya mulai dari hal yang kecil seperti tidak membuang sampah
sembarangan, mengurangi polusi udara, mengurangi penggunaan alat-alat
kosmetika, dll. Karena kalau bukan manusia itu sendiri yang menjaga dan
melestarikan lingkungan, siapa lagi yang bisa diharapkan. Bumi dan segala
isinya telah diciptakan sedemikian rupa, tinggal bagaimana manusia itu sendiri yang
berusaha sebaik-baiknya untuk manjaga dan melestarikannya.
ABOUT THE AUTHOR
Hello everyone! My name is Hana. Wekcome to my blog!
0 comments:
Post a Comment